REVIEW OF CALL OF DUTY 4 : MODERN WARFARE SERIES

 Review Game Realitas Virtual, Tugas Kuliah, Tugas Kuliah Realitas Virtual, Uncategorized

HEHE

Call of Duty (dirilis tanggal 29 Oktober 2003) adalah permainan tembak-menembak orang-pertama dengan berdasarkan mesin Quake III: Team Arena. Permainan perang ini mensimulasikan tentara dan kombinasi dengan Perang. Permainan ini dipublikasikan oleh Activision dan dikembangkan oleh Infinity Ward Dan Treyarch. Versi Mac OS X untuk Call of Duty dikembangkan oleh Aspyr Media. Pada akhir 2004, versi N-Gage dikembangkan oleh Nokia dan dipublikasikan oleh Activision. Versi lainnya dirilis untuk PC, termasuk Collector’s Edition (dengan soundtrack dan strategy guide), Game of the Year Edition (termasuk game updates), dan Deluxe Edition (dengan isi United Offensive di Amerika Serikat. Di Eropa soundtrack tidak termasuk.

Dalam Hal ini Saya akan mereview mengenai Salah satu Series dari Call of Duty. Yakni Call of Duty Modern Warfare. dimana produk keempat untuk Call of Duty serial permainan video. Call of duty ini terbagi dari 3 sesion Yakni Call of Duty Modern Warfare 1, Modern Warfare 2, dan Modern Warfare 3. Dimana Ketiga game ini adalah Sekuel jadi Ceritanya saling berkelanjutan. Sehingga Sangat bagus dan membuat gamer menjadi tertarik untuk main.

Berikut Review dari masing-masing sesion :

Call of Duty 4: Modern Warfare

Call of Duty: Modern Warfare adalah first-person shooter yang dikembangkan oleh Infinity Ward dan dipublikasikan oleh Activision untuk PC, Nintendo DS, Playstation 3 dan Xbox 360. Permainan ini dirilis pada tanggal 6 November 2007 di Amerika Utara, pada tanggal 7 November 2007 di Australia, dan pada tanggal 9 November 2007 di Eropa. Game ini telah terjual sebanyak 13 juta unit.

Gameplay

Pemain akan mengendalikan 5 karakter dengan Sersan John “Soap” MacTavish, seorang anggota Special Air Service Tim Bravo sebagai karakter utama dalam permainan bagian SAS Campaign dan SAS – USMC Joint Operation Campaign, Sersan Paul Jackson dari 1st Force Recon Platoon USMC yang menjadi karakter utama dalam USMC Campaign, Kapten John Price, mentor dan atasan Soap serta pemimpin Tim Bravo, Yasir Al-Fulani, seorang presiden dari suatu negeri di Jazirah Arab yang dieksekusi dalam suatu kudeta, dan seorang penembak AC-130 yang membantu Tim Bravo menyelamatkan Nikolai.

Alur Cerita:

Pada tahun 1996, Kapten MacMillan bersama Letnan Price berusaha memasuki Pripyat, Uni Soviet (sekarang Ukraina) dalam misi pembunuhan dari Pemerintah Inggris untuk membunuh Imran Zakhaev. Pada misi All Ghillied Up, mereka berdua secara senyap membunuh dan melewati banyak penjaga, termasuk melewati sebuah konvoi besar Ultranasionalis mereka sampai di hotel untuk menunggu Zakhaev.

Kemudian pada misi One Shot, One Kill, mereka menunggu rombongan Zakhaev dengan sabar selama 3 hari. Ketika Zakhaev datang, Price yang memegang senapan tembak jitu dengan arahan MacMillan menunggu saat yang tepat. Ketika helikopter Ultranasionalis datang dan pergi secepatnya, segera Price menembak tepat ke arah kepala, tetapi (meskipun ke arah manapun pada tubuh Zakhaev) peluru meleset dan memutuskan lengan kirinya, MacMillan berkata “trauma dan pendarahan akan mengurus sisanya”.

Segera, helikopter yang menghalangi sesaat tadi datang, dan sebelum sempat menembak dijatuhkan Price dengan membunuh pilotnya. MacMillan dan Price segera menuruni hotel itu yαng dihancurkan helikopter kedua setelah mereka turun. Sementara bantuan musuh datang, mereka berdua kabur ke salah satu bangunan. Ketika mereka keluar, helikopter kedua datang, dan segera jatuh dengan tembakan Price dan MacMillan bersama-sama. Tetapi helikopter itu jatuh tepat ke arah MacMillan dan ketika berusaha kabur, ia terjatuh dan kakinya patah tertimpa helikopter.

Price sambil membawa MacMillan ke tempat ekstrasi juga melawan musuh yang datang. MacMillan jika diturunkan akan membantu melawan musuh memanggil tim untuk mengekstrasi mereka. Ketika sampai, Price meletakkan MacMillan ke tempat yang aman dan tempat untuk membantu Price yαng menyiapkan claymore dan bom C4 untuk musuh yang datang.

Sementara menunggu, mereka berdua membunuh sebanyak mungkin musuh yang datang supaya tidak menganggu tim ekstrasi. Ketika tim ekstrasi datang, Price membawa MacMillan masuk ke helikpoter dan membawa mereka berdua keluar dari Pripyat. Misi itupun gagal karena Zakhaev diselamatkan Makarov dan temannya, Yuri dan iapun membangun kekuatan besar untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Rusia.

Pada misi pertama Soap menjalani latihan dibawah komando Gaz dan Price, kemudian mereka bertiga dan tim lainnya memasuki sebuah kapal milik Ultranasionalis yang diduga membawa paket nuklir di Selat Bering. Sebelum mereka sempat melihat isinya, sebuah MiG-29 menghancurkan kapal tersebut. Soap hanya berhasil mengambil manifestonya. Kemudian Presiden Yasir Al-Fulani dijemput paksa ke tempat eksekusinya dengan mobil yang ditumpangi oleh Viktor Zakhaev. Sesampainya disana, Imran Zakhaev menyerahkan Desert Eaglenya kepada Khaled Al-Asad dan Al-Asad segera mengeksekusi Al-Fulani. Esoknya, Tim Bravo 6 SAS (Price, Gaz dan Soap) memasuki sebuah desa untuk menyelamatkan Nikolai, informan Price yang berperan dalam misi di kapal dengan bantuan Loyalis pimpinan Kamarov.

Ketika helikopter mereka melitasi Komi, Rusia Barat, sebuah SAM menjatuhkan helikopter dan menewaskan pilotnya. Price, Gaz, Nikolai dan Soap berusaha melewati pasukan musuh yang mencari mereka, termasuk menyelamatkan seorang petani. Bantuan untuk ekstrasi dari Baseplate, komandan SAS, termasuk sebuah AC-130 “Wildfire” memudahkan mereka berempat diekstrasi dari Rusia. Siangnya, pasukan USMC menyerang wilayah kekuasaan Al-Asad, Tim Bravo 6 USMC (Vasquez, Griggs, Jackson dan yang lain) berusaha mencari dan membunuh Al-Asad di Kuwait. Sayangnya ketika semua bangunan target dikuasai, Al-Asad tidak ada di sana.

Esok paginya mereka pergi ke Al Qunfudhah untuk menyelamatkan sebuah tank M1A2 Abrams “War Pig” yang rusak. Jackson menghabisi sepasukan tank T-72 dengan Javelin dan dengan bantuannya, War Pig berhasil diselamatkan. Siangnya dengan bantuan War Pig, Tim Bravo 6 mengamankan Al Qunfudhah dan pergi dari sana untuk menangkap Al-Asad di Ahvaz, ibukota Al-Asad tanpa Griggs. Malangnya, Jackson, Vasquez dan sekitar 30.000 prajurit USMC dan pasukan OpFor tewas dalam ledakan bom nuklir yang diledakkan oleh Makarov. OpFor mengklaim kemenangan dalam perang tersebut.

Call-of-Duty-4-Modern-Warfare-Screenshot-1

Nikolai yang sekarang aman di Hamburg, Jerman mengirimkan intel kepada Price tentang lokasi sebenarnya Al-Asad di Azerbaijan. Diniharinya, tim Bravo SAS bersama dengan tentara dan helikopter Mi-28 Loyalis “Mosin 2-5” menyerbu sebuah desa di Azerbaijan dan berhasil menemukan Al-Asad. Price menginterogerasinya tentang peristiwa bom nuklir. Ketika diinterograsi, hp Al-Asas berdering dan Gaz segera menyerahkannya kepada Price. Setelah mendengar suara dan ID pemanggil, Price langsung membunuh Al-Asad dengan pistol M1911.45 Colt miliknya. Ketika Gaz bertanya siapa sang pemanggil, Price hanya menjawab “Zakhaev, Imran Zakhaev.”

Price langsung menceritakan tentang Zakhaev dan misi pembunuhan olehnya dan MacMillan. Dan 8 jam kemudian mereka menghadang serangan pasukan Zakhaev yang berniat membunuh mereka sementara menunggu tim penjemputan. Sementara tentara, helikopter pembawa dan tank Ultranasionalis semakin mendekat, Soap segera menghancurkan tentara dengan ranjau, helikopter dengan RPG-7 dan Tank dengan Javelin. Ketika mereka semakin putus asa, pesawat tempur datang dan Soap segera memberi petunjuk untuk menghancurkan musuh. Akhirnya tim ekstraksi datang dan tim Bravo 6 SAS segera turun ke bawah untuk dijemput oleh tim Bravo 6 yang baru dan dipimpin oleh Griggs.

Dalam misi gabungan untuk membunuh Imran Zakhaev, Bravo 6 (SAS dan USMC) berusaha menangkap Viktor Zakhaev untuk mengorek informasi tentang ayahnya besok paginya. Sialnya setelah penyamaran dan pengejaran yang sulit, Viktor bunuh diri dengan pistol M1911.45 Colt miliknya. Segera Zakhaev mengeluarkan ultimatun yang berisi tentang ancaman nuklir yang akan menghancurkan Pantai Timur Amerika Serikat. Besoknya tim Bravo 6 segera diterjunkan di Pegunungan Altai, Rusia untuk menghentikan peluncuran rudal balistik nuklir Zakhaev. Griggs yang terpisah dari rombongan segera diselamatkan timnya. Ketika Griggs berterimakasih, Price mengungkapkan alasannya menyelamatkan Griggs karena ia memegang semua bom C4.

Setelah memutus aliran listrik dan memasuki perimeter luar, pasukan Ultranasionalis segera menghadang mereka. Setelah sampai dan bertemu regu penembak jitu SAS mendadak Zakhaev meluncurkan 2 rudal balistik. Segera mereka semua berusaha untuk memasuki pusat peluncuran rudal sebelum sempat menghancurkan Washington, D.C. Di dalam, mereka diberitahu bahwa ada waktu 15 menit sebelum “kehancuran”. Untungnya Soap berhasil memasukkan kode pembatalan dan kedua rudal hancur di ruang angkasa. Segera, Zakhaev kabur dengan dikawal pasukannya dan tim Bravo mengejarnya. Pengejaran dilakukan sampai helikopter Zakhaev menghancurkan jembatan dan meledakkan truk tanker yang membuat tim Bravo 6 hampir pingsan. Zakhaev dan 2 orang pasukannya datang dan membunuh 2 tentara SAS, Griggs yang melindungi Soap dan ia sendiri membunuh Gaz yang baru tersadar. Ketika mereka bertiga akan mencari tentara lain yang selamat, helikopter mereka dihancurkan helikopter Loyalis yang datang untuk menyelamatkan Soap dkk. Price yang hampir pingsan melemparkan pistol M1911.45 Colt miliknya kepada Soap. Iapun segera membunuh Zakhaev dan 2 pengawalnya dan Kamarov datang dan meletakkan Soap ke atas helikopter dan Price ketika disadarkan seorang tentara Loyalis tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan (Price selamat dan bersama Soap memburu Vladimir Makarov). Sebelum kredit bergulir, pembawa berita menyatakan kapal kargo (kapal pembawa nuklir) yang tenggelam di Selat Bering tidak ditemukan dan Viktor Zakhaev dilaporkan meninggal karena kecelakaan mobil di Volgograd. Kreedit pun bergulir dan di akhir kredit, gambar Price, Gaz, Vasquez dan Griggs muncul bersama tulisan “Semper Fi”

 

Call of Duty 4: Modern Warfare 2

all of Duty 4 Modern Warfare 2 atau yang biasa disebut COD MW 2 ini adalah seri game kelanjutan dari Call of Duty 4 Modern Warfare (Sesion 1). Game ini dirilih pada 10 November 2009. Game yang bergenre first-person shooter ini bercerita tentang kelanjutan perlawanan terhadap ancaman Ultranasionalis Rusia yang kali ini datang lewat kepemimpinan Vladimir Makarov. Makarov memulai teror dengan menyerang daerah Eropa dan Asia.
Game ini dibagi menjadi tiga mode, yang pertama single play. Disini kita akan memainkan berbagai macam misi, mulai dari infansi ke Eropa, Timur Tengah sampai pencarian komplotan penyuplai senjata di Brazil. Misi yang diberikan juga sangat bervariasi, mulai perang terbuka di jalan raya, silent kill, adu balap snowmobile, merangkang sekarat dalam endingnya dll. Dalam permainan single play untuk menyelesaikan misi kita tidak sendirian, dalam setiap misi selalu ada team atau teman satu grup yang menemani kita.

Gameplay:

Pemain mengasumsikan peran berbagai karakter selama kampanye single-player, mengubah perspektif seluruh perkembangan cerita. Setiap tingkat adalah misi yang menampilkan serangkaian tujuan yang ditampilkan pada mengepalai tampilan, yang menandai arah dan jarak menuju dan dari tujuan tersebut. Kerusakan pemain ditunjukkan oleh darah muncul di layar. Kesehatan pemain melahirkan kembali seiring berjalannya waktu. Tugas bervariasi dalam persyaratan mereka, dari memiliki pemain tiba di tertentu pos, untuk menghilangkan semua musuh di lokasi yang ditentukan, untuk mempertahankan suatu tujuan dari serangan musuh, atau menanam bahan peledak pada instalasi musuh. Pemain disertai oleh pasukan ramah yang tidak bisa mengeluarkan perintah. Komputer Laptop s yang mengandung intelijen musuh muncul selama kampanye dan mungkin dikumpulkan.

Alur Cerita:

Meskipun dalam Call of Duty 4: Modern Warfare, usaha dari Korps Marinir Amerika Serikat dan British Special Air Service berhasil dengan terbunuhnya pemimpin Partai Ultranasionalis Rusia, Imran Zakhaev, Partai Ultranasionalis menang dan menguasai Federasi Rusia, menyatakan Imran Zakhaev pahlawan dan martir, serta mendirikan sebuah patung dirinya di jantung Red Square <-! patung ini juga menunjukkan bahwa nama adalah IPA: / zaxa ʲ ev / atau / zaxajov / Rusia sejak meninggalkan titik-titik ganda dalam ё ->. Sementara itu, Vladimir Makarov, salah satu mantan letnan Zakhaev, memulai kampanye balas dendam dengan melakukan aksi terorisme selama lima tahun.

Di Afganistan pada tahun 2016, Private First Class Joseph Allen dari US Army Rangers membantu dalam mengambil kota dari gerilyawan. Terkesan oleh kemampuan tempur Allen, Letnan Jenderal Shepherd merekrut dia ke Task Force 141, sebuah unit elit multi-nasional kontra-teroris di bawah komando Shepherd. Sementara itu, dua anggota TF-141 lainnya, Kapten John “Soap” MacTavish dan Sersan Gary “Roach” Sanderson, menyusup pangkalan udara Rusia di pegunungan Tian Shan, Kazakhstan untuk mengambil modul Sistem Serangan Karakterisasi (ACS) dari satelit Amerika yang jatuh.

Allen kemudian dikirim pada misi menyamar di Rusia untuk CIA di bawah alias “Alexei Borodin”, bergabung dengan Makarov dalam pembantaian warga sipil di Zakhaev International Airport (sebelumnya Sheremetyevo International Airport) di Moskow. Namun, Makarov telah menyadari identitas asli Allen dan membunuhnya selama ekstraksi, meninggalkan tubuhnya di belakang untuk memicu Perang Dunia III antara Federasi Rusia dan Amerika Serikat. Marah dengan meyakini orang Amerika yang mensponsori serangan teroris, Rusia membalas dengan meluncurkan invasi kejutan besar pada Pantai Timur Amerika Serikat setelah melewati sistem peringatan dini, mengungkapkan bahwa modul ACS sudah dikompromikan sebelum pengambilannya. Sersan Foley memimpin sebuah skuad US Army Rangers, termasuk Prajurit James Ramirez, dalam membela pinggiran sebuah kota di Virginia Utara melawan invasi. Mereka kemudian melanjutkan ke Washington, DC, di mana lebih banyak pasukan AS berjuang melawan Rusia untuk menguasai ibukota.

Sementara itu, 141 mencari bukti yang berimplikasi Makarov sebagai dalang pembantaian bandara, sebagai bukti keterlibatan Makarov hilang dengan meninggalnya Allen. Intelijen membawa mereka ke sebuah favela di Rio de Janeiro, di mana tim menyelidiki kontak Makarov, agen senjata Alejandro Rojas. Mereka belajar dari Rojas bahwa musuh Makarov terburuk, yang hanya dikenal sebagai “Prisoner 627”, yang dipenjara di gulag di Petropavlovsk, Semenanjung Kamchatka. Task Force 141 menyerang penjara dan mencoba untuk membebaskan 627, yang ternyata adalah Kapten Price. (Dalam Modern Warfare 3, ia mengungkapkan bahwa Price ditangkap selama “Operasi Kingfish” pada tahun 2013, misi untuk membunuh atau menangkap Makarov.) Price setuju untuk membantu 141 dan Gembala dalam melacak Makarov , tetapi berpendapat bahwa perang di Amerika perlu untuk diakhiri sebelum mereka bisa melakukan pencarian tersebut. Untuk mengakhirinya, sementara ia pergi nakal, dan memimpin 141 untuk menyerang pelabuhan Rusia untuk mendapatkan kontrol dari kapal selam nuklir. Price menggunakan kapal selam untuk meluncurkan rudal balistik menuju Washington DC. Dia menetapkan hulu ledak meledak di bagian atas atmosfer, yang (sengaja) menghancurkan ISS dalam EMP yang melumpuhkan kendaraan dan peralatan elektronik pada kedua sisi, memberikan Amerika keuntungan. Kembali di tanah, Foley dan pasukannya mencari perlindungan dari pesawat cacat yang sekarang benar-benar jatuh dari langit, dan lanjutkan ke Gedung Putih. Di sana, mereka menerima transmisi memberitahu mereka bahwa Angkatan Udara sedang mempersiapkan untuk melakukan bom karpet pada seluruh kota untuk menolak pijakan Rusia yang kuat. Skuad Foley melawan mereka dalam perjalanan ke atap Gedung Putih dan menggunakan flare hijau untuk membatalkan serangan udara dengan kurang dari tiga puluh detik untuk cadangan. Flare yang menyala pada atap landmark lainnya, menandakan bahwa kota ini di tangan Amerika.

Mempersempit tempat persembunyian Makarov ke dua lokasi terpisah, Task Force 141 memutuskan untuk berpisah. Harga dan perjalanan Sabun ke pesawat boneyard di Afghanistan, sementara Roach dan Ghost menyerang rumah persembunyian Makarov pada perbatasan Georgia-Rusia. Pada safehouse itu, Roach dan timnya mendapatkan “pedoman operasi” Makarov dari komputernya dan melarikan diri dengan laki-laki Makarov dalam mengejar. Namun, ketika mereka mencapai titik ekstraksi, Shepherd mengkhianati dan membunuh mereka, mengambil intelijen bersamanya. Price dan Soap, sudah menyadari pengkhianatan Shepherd, menghindari pertempuran antara Shadow Company milik Shepherd dan tentara Makarov dengan bantuan Nikolai. Selama melarikan diri, Price kontak Makarov pada saluran radio yang terbuka, di mana Makarov enggan mengungkapkan lokasi basis gunung Shepherd (Hotel Bravo Six) di Afghanistan. Price dan Soap menyerang Hotel Six Bravo dalam upaya untuk membalas dendam pada Gembala dalam misi bunuh diri. Selama infiltrasi, Shepherd menghancurkan basis menggunakan sistem self-destruct, kemudian mencoba untuk melarikan diri dengan perahu, Price dan Soap mengejarnya juga dengan perahu kemudian.

Pada klimaks dari pengejaran, Gembala masuk helikopter, hanya untuk dihancurkan Price dengan menembak rotor helikopter, menyebabkan ia kecelakaan. Price dan Soap jatuh dari air terjun dalam proses. Setelah pulih dari kejatuhan, Soap yang kebingungan mengikuti Shepherd dan mencoba untuk membunuhnya. Shepherd membanting Soap ke mobil berkarat, menusuk dia di dada dan bersiap untuk mengeksekusinya. Tepat sebelum dia bisa, Price menangani Shepherd dan mereka terlibat dalam perkelahian tangan ke tangan, dengan Gembala perlahan memperoleh tangan atas. Soap berhasil menarik pisau dari dadanya dan melemparkannya di Shepherd, menusuk mata kirinya dan membunuhnya. Price membalut luka Soap ketika Nikolai tiba di helikopter untuk menjemput mereka, ia melawan saran Price sebelumnya untuk tidak kembali untuk mereka. Nikolai memperingatkan mereka bahwa “mereka (Angkatan Darat Amerika Serikat, dll) akan mencari kita”, namun Price menegaskan Soap harus menerima perhatian medis segera. Nikolai menyebutkan bahwa dia tahu tempat yang aman untuk mereka tuju.

 

Call of Duty 4: Modern Warfare 3

Call of Duty: Modern Warfare 3 (biasa disingkat COD MW3) adalah sebuah game ber-genre FPS (First Person Shooter) yang dikembangkan oleh Infinity Ward dibantu oleh Sledgehammer Games  yang mengembangkan mode single player dan Raven Software yang mengembangkan mode multiplayer. Game ini merupakan seri ketiga dari versi Modern Warfare dan seri kedelapan dari Call of Duty itu sendiri. COD MW-3 bertemakan perang modern, sesuai dengan namanya perang ini terjadi tidak jauh dari masa sekarang, teknologi yang digunakan juga mirip dengan teknologi yang sudah ada saat ini.

Gameplay:

Terdapat beberapa mode permainan dalam game ini, untuk single player sendiri, terdapat mode campaign / stor dan survival. Dalam mode campaign, pemain mengikuti alur cerita yang telah dibuat. Pemain akan menjalankan seorang pasukan khusus yang dilengkapi dengan senjata-senjata tertentu. Pemain harus menyelesaikan misi-misi pada level-level yang ada dan menghadapi musuh-musuh yang menghalangi. Game ini sangat variatif karena setting nya juga bermacam-macam, terdapat perang darat, udara, maupun laut. Pada mode survival, pemain akan sendirian menghadapi wave-wave musuh setiap beberapa menit, tingkat kesulitan akan semakin naik seiring dengan lamanya permainan / wave yang sudah dilawan.

 

 

Alur Cerita:

Tanggal 17 Agustus 2016, beberapa jam setelah membunuh Letnan Jenderal Shepherd, Kapten John Price dan Nikolai mengevakuasi John “Soap” MacTavish yang sekarat ke sebuah rumah yang terletak di Himachal Pradesh, India. Saat Soap menerima pengobatan dari dokter, sebuah grup besar dibawah komando Makarov, menyerang rumah tersebut dan mencoba membunuh trio itu. Seorang prajurit bernama Yuri, membantu Price dalam memberi pengobatan pada Soap, mengamankan jalan keluar yang aman ke tempat penjemputan guna melarikan diri dari tempat tersebut (Misi Prologue dan Persona Non Grata).

Penyerbuan Rusia ke Amerika berlanjut, berpuncak pada pertempuran di bawah kota New York (Misi Black Tuesday dan Hunter Killer). Tim Delta Force yang beranggotakan Grinch, Truck, Frost (Sersan Derek “Frost” Westbrook) dibawah komando Sandman diturunkan di Kota New York untuk membantu menghalau serangan Rusia di sepanjang jalanan kota New York. Tim Delta Force berhasil menghancurkan perangkat penyadap yang dipasang di atap gedung New York dan melarikan diri memakai helikopter Blackhawk dan nantinya membantu U.S. Navy Seal memasuki Oscar II untuk memakai senjatanya melawan Angkatan Laut Russia. Sebagai hasil dari aksi Tim Delta Force, Russia menarik diri dari Pantai Timur dan perkiraannya, seluruh Amerika secara keseluruhan.

Dua bulan kemudian, Presiden Vorshevsky mengumumkan rencana untuk membuat perdamaian dengan Amerika Serikat di puncak pertemuan di Hamburg, Jerman. Saat akan berangkat ke Hamburg, para anak buah Makarov membajak pesawat (Misi Turbulence, 3 Oktober). Agen dari Federal Protective Service berhasil mengantar Alena Vorshevsky, anak perempuan Presiden Vorshevsky keluar bahaya ke Berlin. Namun Harkov dan beberapa agen lain yang menjaga presiden dibunuh dan Presiden Vorshevsky sendiri disandera untuk dipaksa menyerahkan kode peluncuran nuklir kepada Makarov.

Saat kondisi Soap sudah lebih baik dari luka sebelumnya, Yuri memberi Price informasi tentang pedagang senjata yang melibatkan Makarov di Sierra Leone (Misi Back on the Grid, 5 Oktober). Anggota Task Force 141 – sekarang hanya ada Price, Soap dan Yuri – pergi menuju salah satu gudang penyimpanan dan hanya mendapat isi gudang sudah kosong. Mereka bertiga hendak berangkat ke gereja yang berada di tengah kota, namun terlambat dalam mengambil kargo. Datang melalui surat muatan kapal, Price mempelajari ada tiga paket yang berisi senjata kimia yang didistribusikan di seluruh Eropa, yang dimaksudkan untuk menyerang Paris, Berlin, dan London. Price diam-diam menginformasikan mantan atasannya, Kapten MacMillan (kini Mayjen MacMillan), dalam penemuannya dan meminta bantuan atas pertolongannya di Pripyat; yang kini memandu mereka ke salah satu tempat di Somalia.

Sementara, Pasukan Inggris SAS yang dipimpin oleh Sersan Wallcroft diturunkan untuk mencegah pemakaian salah satu muatan kimia di London (Misi Mind The Gap dan Davis Family Location). Mereka mengamankan pelabuhan dan mengejar teroris melewati sistem kereta api metro bawah tanah, Griffen meninggal dalam pengeharan tersebut. Tim SAS berhasil menghancurkan truk yang diduga membawa senjata kimia dan hanya menemukan itu adalah umpan. Truk yang sebenarnya meledak di tempat lain di London, salah satu truk menewaskan Davis dan keluarganya. Lusinan serangan kimia telah berhasil dilakukan di sejumlah kota besar Eropa . Tim Delta Force diturunkan untuk menolong Wakil Presiden Amerika Serikat (Misi Goalpost, ketiganya sama-sama terjadi pada tanggal 6 Oktober), dibantu oleh tank M1 Abrams di area setelah militer Rusia meluncurkan serangan darat ke Hamburg dan beberapa ibukota negara-negara Eropa secara langsung mengikuti serangan kimia.

Anggota Task Force 141 dan pasukan Nikolai menyerang Bosaso, Somalia, dimana mereka mempelajari dari Waraabe, penguasa setempat bahwa dia membuat transaksi langsung dengan pembuat bom bernama Volk di Paris (Misi Return to Sender, 8 Oktober). Mendapat informasi yang didapat dari Price, Tim Delta Force bergabung dengan GIGN Perancis untuk menangkap Volk. Tim Delta Force sukses dalam operasinya, meskipun akibatnya adalah kehancuran Menara Eiffel (Misi Bag and Drag dan Iron Lady, 9 Oktober). Volk memberikan informasi tentang pertemuan yang diadakan Makarov di Prague, Ceko.

Dengan bantuan Kamarov dan Pasukan Perlawanan Ceko, Price, Soap dan Yuri menyelinap ke kota dengan mencoba membunuh Makarov (misi Eye of the Storm, 10 Oktober dan Blood Brothers, 11 Oktober). Price mengambil posisi di Hotel Lustig, sementara Soap dan Yuri mengawasinya dari gereja terdekat. Tetapi, percobaan pembunuhan itu menjadi salah saat Makarov menyandera Kamarov, dan Kamarov berkata bahwa ia bekerja sama dengan Yuri, Soap dan Price. Gereja yang dipasang dengan peledak akhirnya meledak, membuat Yuri dan Soap jatuh dari atap gereja, sementara Price menghindari bom bunuh diri Kamarov. Yuri selamat tapi Soap terluka. Mereka bertiga berlindung di sebuah rumah pemberontak terdekat, saat Soap akan mati. Soap memberi tahu Price tentang hubungan Makarov dan Yuri. Lalu, Soap pun tewas dengan luka parah. Mendengar hal tersebut, Price memukul Yuri jatuh ke lantai dasar tangga dan mengancam akan membunuh dia. Dengan mengingat masa lalu, Yuri menjelaskan peran dirinya dengan Ultranasionalis Rusia, Yuri hadir pada saat Price mencoba membunuh Zakhaev, Yuri hadir di samping Makarov pada saat ledakan nuklir di Timur Tengah dan pembantaian massal di bandara Moscow. Yuri bermaksud mencegah pembantaian massal, namun dicegah oleh Makarov sebelum itu terjadi.

Price memilih untuk tetap beraliansi dengan Yuri dan mereka berdua berusaha menyusup ke salah satu benteng yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Makarov (misi Stronghold, 12 Oktober). Price dan Yuri menyusup ke benteng dan melihat Vorshevsky ditahan dan juga mendapat informasi tentang anak Presiden Vorshevsky sedang berada di Berlin. Price dan Yuri menghancurkan benteng dan memberitahukan informasi tersebut ke Tim Delta Force. Tim Delta Force berangkat dan mencoba untuk menuju sebuah hotel di Berlin dimana anak Presiden Vorshevsky disandera, namun mereka terlambat untuk mencegah ia ditangkap dan dibawa ke tempat lain (Misi Scorched Earth, 13 Oktober). Frost tidak diketahui nasibnya setelah itu.

Pada tanggal 14 Oktober 2016, Operasi Penyelamatan Gabungan – yang terdiri dari Task Force 141 dan Tim Metal – berniat menyelamatkan Presiden Vorshevsky dan anaknya, Alena Vorshevsky yang disandera di sebuah tambang berlian di Siberia (Misi Down the Rabbit Hole). Tim Delta Force dan Task Force 141 berhasil menyelamatkan mereka berdua, namun Sandman dan anggota Tim Delta Force lainnya (Truck, Grinch) terbunuh saat tambang runtuh dalam penyelamatan Presiden Vorshevsky dan anaknya. Operasi penyelamatan membawa ke akhir konflik antara Amerika Serikat dan Rusia dengan perdamaian di Washington, D.C.

Dengan berakhirnya perang, Price dan Yuri melacak Makarov ke Hotel Oasis (Hotel Burj Al Arab) di Dubai dan menyerangnya pada tanggal 21 Januari 2017 (Misi Dust to Dust). Mereka memakai baju baja Juggernaut dan sebenarnya tak terhentikan sampai mereka diserang oleh helikopter di dalam lift. Baju Baja mereka terkena api dan terpaksa mencopotnya. Mereka berhasil melihat Makarov tetapi terlalu banyak musuh yang menghadang. Lalu datanglah helikopter yang menembaki bangunan itu dengan roket dan hampir menghancurkan ruangan itu yang membuat Price nyaris jatuh dari gedung. Setelah memanjat, dia melihat Yuri tertusuk tongkat besi dan menyuruh Price untuk melanjutkannya sendirian. Makarov mencoba melarikan diri dengan helikopter namun Price berhasil menggagalkannya. Saat Price didalam Helikopter, ia menjatuhkan pilot. Sang kopilot berusaha menembak Price dengan pistol USP-45, tetapi pistol itu menembak kearah mesinnya karena Price memegang tangannya & langsung membunuhnya. Price berusaha mengendalikan helikopter tersebut, namun helikopter jatuh. Ketika Price sekarat, Makarov bermaksud mengeksekusi mati Price, tetapi Makarov ditembak oleh Yuri. Ketika Makarov membunuh Yuri, Price mendapatkan cukup waktu untuk membunuh Makarov dengan cara memukulinya beberapa kali dan mengikat leher Makarov dan mengaitkannya dengan tali besi dan memecahkan kaca hotel dibawahnya untuk menggantung Makarov. Price selamat dari kejatuhan dan merokok demi merayakan kemenangaknnya sementara melihat mayat Makarov yang digantung.

Game berakhir dengan melihat Foto Operation Kingfish dengan (dari kiri ke kanan) Soap, Price, Sandman dan Ghost dengan bertanda ’10/8/13 (8 Oktober 2013)’ dan game berakhir dan beralih ke mode Special Operations.

 

REALITAS DALAM GAME:

Realitas-realitas yang terdapat dalam ketiga sesion ini adalah sama. Sehingga dapat dijatukan satu ulasan untuk mendeskripsikan Realitasnya.

Unsur Realitas Virtual pada game Call Of Duty Modern Warfare terdapat 6 unsur yaitu :

1) Realitas Fakta

2) Realitas Proses/Sebab Akibat

3) Realitas Kejadian Acak

4) Realitas Visual

5) Realitas Audio

6) Realitas Hukum Fisika

 

1) Realitas Fakta

  • Player yang digunakan adalah pasukan-pasukan elit yang ada secara riil.
  • Senjata-senjata yang digunakan juga terdapat dalam dunia nyata.
  • Setting (gedung dan jalan -jalan) disesuaikan dengan kondisi aslinya.
  • Pemain dapat menunduk, berlari, Melompat, dan tiarap
  • Tank yang menyerupai dengan asli di dunia nyata
  • Bangunan yang mirip dengan di dunia nyata
  • Setting tempat mirip di dunia nyata, seperti new york,washington
  • Pakaian yang dikenakan sesuai pakaian yang seharusnya.

2) Realitas Proses/Sebab-Akibat

  • Kendaraan hancur akibat diledakkan
  • Musuh terluka ketika ditembak
  • Jika pemain terlihat musuh, musuh akan mengejar.
  • Jika tertembak, maka akan terluka.
  • Ketika terluka, pandangan menjadi kabur.
  • Jika berlari terlalu lama, maka stamina akan habis.
  • Kendaraan yang dikendarai sama-sama memiliki fungsi yang sama di dunia nyata
  • Kematian langsung terjadi jika tertembak tepat di kepala musuh

3) Realitas Kejadian Acak

  • Pergerakan Musuh AI tidak bisa diduga
  • Nama-nama dari tentara atau pasukan figuran dituliskan secara random
  • Senjata atau barang bawaan musuh tidak bisa ditebak

4) Realitas Visual

  • Wajah dari orang-orangnya sama sesuai dengan Ras bangsanya (Misal; Tentara Rusia Wajahnya sama dengan Ras Bangsa Rusia)
  • Pergantian waktu (pagi ke siang) sesuai.
  • Efek Pencahayaan dan shadow untuk lingkungannya sesuai dengan kenyataan.
  • Terdapat beberapa saat ketika player terluka pandangan akan sedikit kabur.
  • Pesawat jet dan Roket terlihat seuai aslinya serta memiliki dorongan api.

5) Realitas Audio

  • Suara ledakan bom menyerupai dengan ledakan asli
  • Suara tembakan senjata yang mirip dengan senjata asli
  • Suara tabrakan yang menyerupai asli
  • Suara senjata berbeda-beda tergantung pada senjata yang digunakan.
  • Suara komunikasi baik musuh maupun kawan.
  • Suara laju kendaraan mirip dengan kendaraan di dunia asli

6) Realitas Hukum Fisika

  • Hukum gravitasi yang diterapkan ketika pesawat jatuh
  • Hukum momentum ketika menembak dengan senjata
  • Laju angin mempengaruhi arah tembakan
  • Efek gravitasi, ketika melompat terlalu tinggi akan terluka ketika jatuh ke tanah.
  • Efek momentum, ketika menembakan senjata, pemain akan terdorong ke belakang, setiap senjata memiliki efek momentum yang berbeda-beda.
  • Pelemparan granade sesuai Hukum fisika yakni ditentukan oleh sudut yang dibuat.
  • kecepatan lompat sesuai dengan hukum Fisika yakni Cekung keatas

 

VIDEO

Berikut adalah video-video pendukung agar kalian terpengaruh untuk bermain.

Trailer:

Call of Duty 4: Modern Warfare

http://www.youtube.com/watch?v=ETFFyw2Btoc

Call of Duty 4: Modern Warfare 2

http://www.youtube.com/watch?v=W22uGk_-uyg

http://www.youtube.com/watch?v=EnBL7wd3LgI

Call of Duty 4: Modern Warfare 3

http://www.youtube.com/watch?v=1xjCdN_rWCE

http://www.youtube.com/watch?v=coiTJbr9m04

 

Gameplay:

http://www.youtube.com/watch?v=M950EIi8pwk

http://www.youtube.com/watch?v=F1enR8MFaQY

http://www.youtube.com/watch?v=VmDIjVqzrtA

http://www.youtube.com/watch?v=jNjCv9OIF-M

 

Bonus Short Film Call of Duty Modern Warfare

http://www.youtube.com/watch?v=PgqmJRkrutI

 

 

Diposting oleh:
Andhik Ampuh Yunanto 5111100067
Andhik Ampuh Yunanto

Buat Lencana Anda
 

Author: 

No Responses

Tinggalkan Balasan