Stasiun Kereta Api Ambarawa pada awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I, dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tanggal 21 Mei 1873. Pada masa pengoperasiannya di masa kolonialisme Belanda, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana transportasi militer di sekitar Jawa Tengah. Keistimewaan jalur kereta api di sini adalah terdapatnya rel khusus untuk kereta dengan roda bergerigi yang digunakan untuk melintasi jalur perbukitan yang menanjak. Namun pada tahun 1976, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) terpaksa menghentikan pengoperasian stasiun ini dan jalur di sekitarnya. Sejak saat itu Stasiun Ambarawa digunakan sebagai Museum Kereta Api, dan pada tahun 2002 Pemerintah Propinsi Jawa Tengah merevitalisasi bangunan stasiun tua tersebut. Pada Museum tersebut masih tersimpan beberapa lokomotif tua.
Mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa ini kita akan disuguhi kemegahan arsitektur bangunan peninggalan Belanda. Bangunan utama stasiun berupa struktur baja bentang lebar dengan atap tinggi seperti hanggar yang menaungi peron serta sebuah bangunan berdinding bata yang dahulu merupakan ruang kepala stasiun dan ruang tunggu.
Di bagian luar, terdapat peron yang luas dan terbuka memberi kesan lapang dan menunjukkan adanya pertimbangan matang dalam perancangannya sebagai fasilitas publik pada iklim tropis.
Keindahan bangunan ditampilkan melalui ornamentasi geometris berupa list dan moulding dari susunan bata yang ditempelkan pada dinding serta membingkai setiap pintu dan jendela. Suatu gaya ornamentasi yang diilhami oleh arsitektur Eropa yang populer pada pertengahan abad 19. Di kanan-kiri peron yang luas dan terbuka dengan lantai ubin yang masih asli dan terawat memberi kesan lapang sebagai fasilitas publik pada iklim tropis.
Komposisi pintu dan jendela-jendela yang geometris menimbulkan irama yang teratur dan indah dengan adanya unsur garis berupa list dan moulding dari susunan bata yang sekaligus memberikan kesan kesatuan.
Susunan kolom-kolom baja yang mendukung konstruksi atap pelana berbentuk hanggar dengan kanopi yang dahulu menaungi emplasemen. Di atas kanopi terdapat bidang – bidang kaca yang berfungsi sebagai pencahayaan.
Untuk mengunjungi museum ini, diperlukan waktu sekitar satu jam perjalanan dari rute Semarang – Yogyakarta. Jika Anda jauh dari Ambarawa dan tidak berkesempatan untuk datang ke museum ini, telah tersedia aplikasi simulasi Stasiun Ambarawa. Aplikasi tersebut menyimulasikan Stasiun Ambarawa sama seperti aslinya berikut lokomotif-loko
Selain itu, keunggulan berikutnya adalah aplikasi ini bergenre First Person Shooter (FPS). Jadi pengguna seolah – olah akan berada di lingkungan stasiun. Pengguna bisa bergerak ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan untuk berkeliling pada area Stasiun Ambarawa.
Dibuat oleh
Qotrun Nada Haroen
5110100130
Nada Haroen
Buat Lencana Anda
Bayu Aji Mahendra Putra
5110100013
Muhamad Zuhriyan Sauqi
No Responses